JEPARA- Perayaan ulang tahun pertama Klub Otomotif JEMO (Jepara Max Owner) yang digelar di Pantai Kartini Jepara, Sabtu (14/4) berbuntut panjang. Komunitas pengguna motor Yamaha NMAX di Jepara tersebut harus menanggung akibat hukum, setelah menyisipkan acara tarian Erotis dalam kegiatan tersebut. Kejadian ini juga menimbulkan kecaman dari banyak pihak di Jepara, sampai Minggu (15/4).
Kejadian ini menjadi pergunjingan hebat setelah video penari dengan hanya menggunakan celana dalam dan bra tersebut tersebar lewat media massa. Bahkan video tarian ini menjadi viral dan menimbulkan keresahan di masyarakat, khususnya di Kabupaten Jepara. Hujatan dan kekecewaan muncul setelah sebaran video tarian erotis ini berkembang di media sosial.
Kapolres Jepara AKBP Yudianto Adhi Nugroho menyatakan, pentas tarian yang tidak patut tersebut langsung dibubarkan oleh aparatnya. Selanjutnya pihaknya juga langsung melakukan tindakan tegas atas para pihak yang bertanggung jawab. Setelah pembubaran pihaknya langsung memanggil belasan orang yang menjadi panitia kegiatan ini. Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya dua orang dinyatakan sebagai tersangka dan menjalani penahanan.
“Ada dua tersangka yang saat ini sudah kami tahan sebagai tersangka. Mereka adalah H dan B, yang berdasarkan keterangan mereka, dinilai paling bertanggung jawab atas kejadian ini. Mereka langsung kami tahan sejak kami panggil,” ujar AKBP Yudianto Adi Nugroho, Minggu (15/4).
Peran H dalam hal ini adalah sebagai penanggung jawab acara. Selain itu orang ini juga diketahui menjadi penanggung bagi biaya pembayaran para penari yang didatangkan. Sedangkan B dalam hal ini diketahui menjadi pengarah bagi dilakukannya aksi tarian erotis. B diketahui menyemprotkan air pada para penari untuk menimbulkan efek tertentu.
Pihaknya juga masih akan melakukan pencarian terhadap tiga orang penari erotis yang hingga saat ini belum hadir di Mapolres Jepara. Tiga orang ini sesuai dengan keterangan pihak-pihak yang sudah dipanggil sudah diketahui indentitasnya. Mereka merupakan penari yang didatangkan dari Semarang.
Sementara itu, menyusul adanya tarian erotis yang muncul di Pantai Kartini Jepara kecaman bermunculan dari masyarakat Jepara. GP Ansor dan Muslimat NU, Minggu (15/4) mengambil sikap terkait kejadian ini. GP Ansor Jepara bahkan mengeluarkan maklumat terhadap kejadian ini. Ketua GP Ansor Jepara Samsul Anwar menyatakan sangat menyayangkan kejadian ini. Hal yang sama juga dilakukan oleh Muslimat NU Jepara, yang menggelar aksi di arena Car Free Day di Alun-Alun Jepara, Minggu (15/4). Mereka memampang poster-poster berisi kecaman atas kejadian di Pantai Kartini Jepara tersebut.
Aksi keprihatinan juga digelar di Bundaran Tugu Kartini Jepara, pada Minggu (15/4) oleh Yayasan Kartini Indonesia dan sejumlah elemen. Hadi Priyanto, Ketua Yayasan Kartini Indonesia menyatakan pihaknya sangat menyesalkan dan menyayangkan apa yang terjadi di Pantai Kartini Jepara tersebut. Kebebasan berskspresi tidak berarti bebas sebebas-bebasnya tanpa penghormatan terhadap pandangan masyarakat dan etika umum. Selanjutnya pihaknya mendukung dan menunggu sepenuhnya sikap Polres Jepara dalam penanganan kasus ini.
“Kami juga berharap masyarakat dan semua pihak untuk menyikapi kejadan ini secara proporsional dan tetap dengan landasan semangat damai dan demi kebaikan bersama. Selanjutnya mari kita sama-sama beriktiar untuk mencegah hal yang sama berulang kembali,” ujar Hadi Priyanto.
Penulis :
Editor :