Pakuluran, Pedukuhan Paling Terisolasi di Kota Santri


 Meski medan ekstrem menerobos hutan, masyarakat Desa Sidoharjo, Kecamatan Doro, terbiasa naik doplak (pikap) untuk menuju Dukuh Pakuluran. Foto: Hadi Waluyo.

KAJEN - Dukuh Pakuluran merupakan satu dari lima pedukuhan di Desa Sidoharjo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan yang masih terisolir. Akses jalan menuju pedukuhan ini cukup ekstrem. Jalan berupa bebatuan besar yang tertata, dengan tanjakan, turunan, dan tikungan tajam menerobos hutan. Jaringan listrik PLN pun baru masuk kampung ini sekitar dua bulan lalu.

Saking sulitnya akses jalan menuju perkampungan ini, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi dan beberapa pejabat di lingkungan Pemkab Pekalongan memilih tidak menggunakan sopir dinasnya. Mereka menggunakan sopir lokal yang mengusai medan. Hal ini terjadi saat Bupati Pekalongan Asip Kholbihi dan rombongan pejabat melaksanakan program Sonjo Desa di kampung tersebut, Jumat (13/4) malam.

Warno, warga Dukuh Pakuluran, menuturkan, sejak dulu akses jalan menuju ke perkampungannya sangat sulit. Bahkan, kata dia, jaringan listrik PLN baru masuk ke wilayahnya sekitar dua bulan lalu. Sebelum itu, mereka menggunakan kincir air sebagai sumber energi listrik. "Akses menuju ke kantor balai desa saja masih sulit. Jalan menuju balai desa dari sini belum bisa dilalui mobil. Warga harus jalan kaki 2,5 jam, atau naik motor," terang dia.

Oleh karena itu, sebagian besar warga jika ingin menuju ke balai desa harus memutar melalui desa lainnya, yakni melalui Desa Lemahabang, Sawangan, Larikan, hingga Desa Harjosari. Dukuh Pakuluran sendiri merupakan salah satu dari lima pedukuhan di Desa Sidoharjo, dengan jumlah penduduk sekitar 80 kepala keluarga, atau sekitar 200-an jiwa. "Meski terpencil, ini dukuh paling banyak penduduknya di desa ini," katanya.

Masyarakat Dukuh Pakuluran mengandalkan hasil pertanian sebagai sumber utama perekonomian. Desa ini penghasil kopi, manggis, dan gula aren. Untuk para pemudanya, sebagian besar memilih merantau ke Jakarta. Dengan akses jalan yang sulit, lanjut dia, akses kesehatan, perekonomian, dan pendidikan sangat sulit. "Kami paling prihatin jika ada warga yang sakit keras mendadak, orang mau babaran (melahirkan), dan anak-anak yang sekolah," ungkap dia.

Oleh karena itu, ia berharap agar akses jalan menuju Dukuh Pakuluran bisa segera ditangani oleh pemerintah. Apalagi, masyarakat setempat tengah mengembangkan obyek wisata. Meski lokasinya pelosok, dukuh ini menyimpan potensi alam yang indah untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata baru, di antaranya sejumlah air terjun, watubahan, dan lainnya.

Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengakui Dukuh Pakuluran merupakan salah satu dukuh yang paling terisolasi. Dalam kegiatan itu, Asip sudah memetakan persoalan yang ada di dukuh tersebut, seperti kondisi infrastruktur jalan yang parah. Asip juga akan mengangkat potensi di pedukuhan ini, di antaranya potensi pariwisata, agrobisnis, dan keahlian masyarakat lokal sebagai tukang kayu.

"Kita bersama-sama menikmati jalan yang menurut masyarakat sini belum merdeka, lha ini rencana akan saya merdekakan. Paling lambat 2019. Pada tahun 2018 ini sudah ada penanganan 2 kilometer yang akan dikerjakan, sisanya 2019. Anggarannya sekitar Rp 3 miliar hingga Rp 4 miliar, supaya masyarakat lebih sejahtera," ungkap Asip.

 

Penulis :
Editor   :