21 Orang Sukerta Diruwat


Gong Ekadayawilaga milik Pemkab ikut dijamas Foto: Tulus Pe

WONOGIRI- Sebanyak 21 orang yang dinilai memiliki sukerta (susah hidupnya) telah menjalani ritual ruwatan di objek wisata Waduk Gajahmungkur Wonogiri. Ruwatan dilakukan dengan maksud untuk membuang sukerta tersebut.

‘’Ada orang yang diruwat. Terdiri dari 13 laki-laki dan 8 wanita. Mereka datang dari berbagai daerah,’’ kata Eko Sunarso Kasi Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonogiri, di sela-sela acara ruwatan, di objek wisata Waduk Gajah Mungkur Minggu (23/9).

Acara ruwatan dibarengi dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon Murwokolo yang dimainkan oleh dalang sepuh Ki Suparno Broto Carito dari Jatiroto.

Di tempat yang sama juga digelar acara jamasan pusaka yang rutin dilakukan setiap bulan sura di objek wisata Waduk Gajah Mungkur.

Prosesi jamasan pusaka, urutan pelaksanaannya sama persis dengan tahun-tahun sebelumnya karena memang sudah pakem. Yang dijamas adalah enam pusaka peninggalan Mangkunegaran, dan satu pusaka milik Pemkab Wonogiri.

Pusaka milik Mangkunegaran yang dijamas, selama ini disimpan di Tugu Pusaka Nglaroh Selogiri. Adapun pusakanya berupa tombak Kyai Totog dan Kyai Jolodoro, serta Keris Kyai Korowelang. Sedangkan yang disimpan di rumah tiban di Bubakan Kecamatan Girimarto berupa keris Kyai Semar Tinandhu dan Kyai Limpung. Satu pusaka Keris Kyai Alap-alap disimpan di Kaliwerak Kecamatan Wonogiri Kota. Ditambah satu pusaka asli Pemkab Wonogiri berujud gong bernama Kyai Mendung Ekodoyowilago.

Ketujuh pusaka sebelumnya digelar dengan dibawa puluhan pemuda dan pemudi berpakaian seperti prajurit keraton. Selanjutnya pusaka diserahkan utusan Pemkab Wonogiri kepada perwakilan Keraton Mangkunegaran, yang menjabat Pangageng Wadono Satriyo (menangani silsilah, makam, dan petilasan).

‘’Hanya tempat jamasannya yang kita pindah. Biasanya di depan panggung hiburan, tahun ini dilaksanakan di lokasi parkir. 

Penulis :
Editor   :