Tetap Mesra di Saat Hamil


HARAPAN MENIMANG ANAK ACAP MEMBUAT PASANGAN TAKUT UNTUK TETAP BERMESRAAN. LALU MEMILIH "BERPUASA''.

UMUMNYA, hubungan seks tak pernah lagi terpikirkan ketika istri hamil. Ada yang menduga bahwa hubungan intim saat hamil berisiko. Antara lain risiko istri melahirkan bayi prematur atau ketakutan akan mengganggu kehamilan. Banyak pasangan ragu-ragu apakah sanggama selama istri hamil diperkenankan atau tidak. Dan kemudian memilih untuk berpuasa.
Lupakan ketakutan itu, dan tetap nikmatilah berhubungan intim selama kehamilan, sepanjang kehamilan berjalan normal, hingga mendekati masa persalinan. Apalagi menurut survei, suami-istri malah ingin lebih sering melakukan hubungan seks. Maklum saja, perempuan yang sedang hamil biasanya akan tampak lebih cantik.
Ingat, hubungan seks merupakan bentuk dan sarana komunikasi yang penting dalam membina keharmonisan rumah-tangga. Untuk melakukan hubungan intim secara aman, ikuti tips berikut:


Buang Ketakutan dan Nikmatilah

Perempuan hamil kadang enggan bersenggama (frigid). Kemalasan tersebut mungkin karena kondisi tubuhnya yang berubah. Apalagi di awal kehamilan, dimana umumnya wanita hamil kerap pusing dan mual. Tapi, karena penyebabnya adalah perubahan hormon selama kehamilan, umumnya kondisi itu hanya bersifat sementara.
Buang segala ketakutan, karena hubungan intim malahan amat membantu perempuan hamil. Menurut peneliti dari University of North Carolina, ada sedikit kemungkinan seks dapat membantu seorang wanita untuk melahirkan cukup bulan. Studi juga membuktikan bahwa hubungan seks ataupun orgasme selama masa hamil tua tak akan meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Bicarakan dengan pasangan Anda untuk menentukan hubungan intim yang baik dan aman.

Konsultasikan ke Dokter

Memang ada beberapa kondisi tubuh dan kesehatan yang memaksa suami-isteri menghindarkan kegiatan ini. Untuk itu, wanita hamil perlu memeriksakan diri untuk mengetahui apakah ada masalah dengan kehamilan tersebut. Hubungan intim selama kehamilan tak masalah selama dari kontrol rutin tak ditemukan adanya gangguan pada kehamilan. Jadi selama kondisi kehamilan adalah normal, Anda tak perlu 'berpuasa'.
Ketakutan yang banyak diketahui adalah akan timbulnya pendarahan serta seolah-olah bisa merangsang kelahiran prematur. Ketakutan itu tak beralasan karena tak ada pengaruh langsung sanggama dengan keguguran, kecuali kalau dari pemeriksaan memang ada potensi keguguran dan dilarang melakukan sanggama. Meski akibat pengaruh hormon vagina lemah dan mudah mengalami pendarahan, tapi tak berpengaruh terhadap kehamilan itu sendiri.
Yang penting, kontrol dan konsultasikan dengan dokter Anda. Kalau dokter menasihatkan untuk menghindari hubungan seks, tanyalah lebih jauh maksud yang sebenarnya. Apakah itu berarti sama sekali tak boleh sanggama, tak boleh orgasme, atau tak boleh melakukan penetrasi.

Lakukan Secara Hati-hati

Perempuan yang sedang hamil memang dianjurkan untuk menghindari banyak kegiatan fisik. Tapi tampaknya berhubungan intim tak termasuk salah satu di antaranya. Lakukanlah aktivitas itu seperti biasanya. Meski sebaiknya dilakukan lebih berhati-hati, mengingat banyaknya perubahan yang terjadi dalam tubuh perempuan hamil. Contohnya, payudara menjadi lebih empuk dan peka, sehingga bila tertekan akan terasa sakit.
Lakukanlah secara hati-hati. Terutama untuk masa awal kehamilan dan akhir (setelah minggu ke 36), karena risiko keguguran relatif lebih tinggi ketimbang masa pertengahan kehamilan. Perlu diingat bahwa situasinya berbeda dari masa sebelum kehamilan. Jadi hindari berhubungan intim seperti masa normal dan lakukan dengan perlahan serta penuh kehati-hatian.

Buat Aturan Main

Menjelang kehamilan trimester ketiga, Anda dan suami sebaiknya mulai membuat aturan main. Berhubungan seks setiap hari tentu akan membuat Anda lelah, dan akan mempengaruhi keadaan janin yang dikandung. Kegiatan seks dalam masa ini tentu sudah harus mulai dikurangi, dengan catatan tanpa harus mengurangi kerekatan hubungan Anda dan suami. Cobalah posisi-posisi lain yang dirasa nyaman bagi ketiga belah pihak (Anda, suami, dan si kecil dalam kandungan) misalnya, posisi menyamping atau juga oral seks. Penetrasi sebaiknya dilakukan dengan sangat lembut.
Pilihan lain yang juga dapat dilakukan adalah menganjurkan suami untuk lebih sering memenuhi kebutuhan biologisnya dengan masturbasi. Cara ini masih dianggap lazim dan dapat membawa kenikmatan tersendiri, meski bagi pria yang sudah beristri. Jika Anda tak keberatan, bantulah ia, dengan melibatkan kedua tangan Anda atau bagian lain dari tubuh Anda.

Hindari Tekanan Berlebihan

Perut yang membesar, terlebih ada jabang bayi di dalamnya, tentu tak mengharapkan banyak tekanan. Hindarilah tekanan pada perut isteri, khususnya selama bulan-bulan terakhir masa kehamilan. Itu bisa dilakukan dengan mencari posisi berhubungan seks yang tepat. Bisa dengan posisi menyamping atau duduk. Atur posisi tubuh agar penis tak masuk terlalu dalam, serta tubuh tak terlalu menekan bagian perut istri.
Selain itu hindari sanggama dalam waktu yang lama. Juga bila terasa ada penegangan di bagian perut agar segera menghentikan sanggama. Bila istri mengalami orgasme, adakalanya terjadi penegangan rahim serta kontraksi sesaat. Pada saat ini aliran darah ke janin akan berkurang, namun bila kontraksi segera hilang tak ada yang perlu dicemaskan. Tentu saja harus dihindari sanggama yang menimbulkan orgasme berkali-kali.

Tetap Jaga Keintiman

Jika Anda merasa bahwa penetrasi terlalu berisiko terhadap kemailan, ada beberapa pilihan. Mungkin Anda memutuskan untuk berpuasa. Pilihan yang tak bermasalah selama komunikasi dan ungkapan kasih sayang suami istri bisa terus dipertahankan dalam bentuk lain. Selain itu hubungan seks sendiri tak harus dengan bentuk sanggama, melainkan bisa pula dengan cara lain seperti belaian dan lainnya.
Atau, berbaringlah berdua di atas tempat tidur, putarlah video erotis, bacakan cerita erotis, sambil berpelukan. Dengan begitu, Anda berdua masih tetap akan merasa intim, meski tak melakukan hubungan intim secara sempurna. Kebutuhan biologis Anda berdua pun akan terpenuhi.
Saling menjaga perasaan cinta masing-masing adalah satu hal yang dapat membuat kehidupan perkawinan langgeng. Kehadiran si kecil dalam rumah tangga tak seharusnya membuat hubungan menjadi renggang.

Penulis :
Editor   : awl