Golput Diprediksi Menurun di Pemilu 2019


Anggota MPR Ahmad Riza Patria, Ahmad Baidowi dan pengamat politik Umaimah Wahid dalam diskusi Empat Pilar MPT prediksikan angka Golput menurun pada pemilu 2019 ini

JAKARTA, WAWASANCO- Pemilu serentak yang tinggal dua bulan lagi ini bakal lebih ramai dan lebih berkualitas.  Sebab diprediksi warga yang ikut memilih akan lebih besar dibanding pemilu sebelumnya. 

Prediksi itu disampaikan dua anggota MPR Ahmad Riza Patria dari Ftaksi Gerindra dan Ahmad Baidowi dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam diskusi Empat Pilar MPR, senin (18/2/2019) di Media Center DPR,  .

''Angka Golput atau mereka yang mempunyai hak pilih namun tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019 tidak akan meningkat dibanding pada Pemilu 201. Sebab, pemilu kali ini dilakukan secara serentak,'kata RIza Patria. 

Menurut Riza,  ada yang menarik pada pemilu kali ini dimana kaum emak-emak banyak ikut terlibat dalam mengajak pemilih untuk menggunakan hak pilihnya. Baik untuk capres maupun calegnya.  Begitu juga kaum akademisi,  aganawan dan kaum melenial melalui medsosnya ramai membicarakan calon presiden.

''Jadi saya meyakini angka Golput tidak akan bertambah malah menurun karena masyarakat punya kepedulian dengan adanya Pileg dan Pilpres secara serentak inj,” katanya.

Kelompok Milenial atau kelompok pemilih pemula yang jumlahnya 35 – 40?ri jumlah pemilih juga mulai melek politik. Pemilih pemula yang sebelumnya tidak mengerti dan tidak tahu politik akhirnya menjadi melek dan peduli politik. 

Hal senada juga diungkapkan anggota MPR dari Fraksi PPP Ahmad Baidhowi. Menurutnya,  angka Golput dalam Pemilu 2019 ini tidak besar karena pemilu dilakukan serentak. “Kita yakin ada penurunan angka Golput. Dengan pemilu serentak ini maka semua elemen ikut bergerak,” katanya.

Untuk mengurangi angka Golput, dia juga menekankan pentingnya sosialisasi tentang pemilu 2019 kepada masyarakat. Ahmad Baidhowi mengakui masih ada masyarakat terutama di daerah yang sulit terjangkau belum mengetahui pemilu dilakukan secara serentak. Peran media massa juga penting untuk menginformasikan berita pemilu serentak yang baru pertamakali diadakan di Indonesia.

Sementara pakar komunikasi politik dan Pengajar pascasarjana Universitas Budi Luhur Umaimah Wahid melihat masih terbuka peluang Golput dalam Pemilu 2019. Berdasarkan hasil survei sekitar 20 – 30%  pemilih yang Golput. “Karena itu, Golput pada Pemilu 2019 ini diperkirakan naik dibanding Golput pada Pemilu 2014. Tapi masih ada waktu sekitar dua bulan untuk mengurangi Golput,” katanya. 

Menurut Umaimah, untuk mengurangi angka Golput, KPU agar lebih gencar untuk melakukan sosialisasi. Partai politik juga punya tanggungjawab untuk melakukan sosialiasi dan meyakinkan masyarakat agar mau memilih. Selain itu para kandidat politik, baik capres, cawapres maupun caleg, memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk ikut Pemilu. 

Pemuka masyarakat dan media massa punya tanggungjawab untuk memberikan informasi yang menggugah masyarakat untuk berpartisipasi secara maksimal dalam Pemilu 2019. “Tanpa partisipasi bisa mengurangi legitimasi Pemilu. Ini tanggungjawab kita semua untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pemilu,” jelasnya. 

“Kalau tidak, maka sangat sayang sekali karena dana yang dihabiskan cukup besar Rp 24,9 triliun. Sosialisasi harus maksimal dilakukan kepada masyarakat dan memberikan kepercayaan bahwa pemilu menentukan pemimpin dan perwakilan di lembaga legislatif. Pemilu ini penting untuk melahirkan kebijakan yang lebih baik di masa depan,” imbuhnya.

Penulis : ak
Editor   : jks