1 Sura, Pusaka Kraton Kasunanan Diarak Sejauh 7 Km


Tujuh kerbau keturunan kyai Slamet milik karaton Surakarta berada di pelataran Bangsal Kemandungan setempat tengah dipersiapkan mengikuti kirab pusaka menyambut tahun baru Jawa 1 Sura tahun Dal 1951 (Bagus Adji W)

SOLO_Ratusan warga seakan mendapat komando bertindak ketika mendengar suara abdi dalem memerintahkan tujuh ekor kerbau milik karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat untuk meninggalkan pelataran di depan Bangsal Kamandungan karaton setempat. Mereka secepat kilat memungut sisa makanan yang ditinggalkan ketujuh ekor hewan bertanduk karena digiring pawang untuk mengawali prosesi kirab pusaka. Tak hanya itu , ada pula warga masyarakat yang meraih janur kuning penghias bangunan Bangsal Kemandungan.

Tindakan ngalap berkah terhadap sisa makanan kerbau keturunan Kiai Slamet segera berakhir, menyusul bergeraknya barisan peserta kirab pusaka yang menempuh jarak setidaknya tujuh kilometer. Itulah gambaran suasana pelaksanaan kirab pusaka menyambut datangnya tahun baru Jawa 1 Sura tahun Dal 1951 yang digelar Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan berlangsung, Kamis (21/9) malam. Sebagai catatan di kota Surakarta  berlangsung dua kali kirab pusaka dalam rangka mengambut Tahun Baru Jawa 1 Sura Tahun Dal 1951. Sehari sebelumnya di tempat berbeda, Kadipaten Pura Mangkunegaran juga menggelar kirab pusaka dengan menempuh jarak sejauh 1,5 kilometer.

Pantauan Wawasan.co di depan Bangsal Kemandungan Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menunjukkan warga masyarakat berkumpul di lokasi setempat sejak pukul 20.00 WIB. Mereka duduk sembari bercanda menanti prosesi pemberangkatan peserta kirab pusaka yang baru berlangsung jam 22.50 WIB. Prosesi pemberangkatan peserta kirab diawali dengan datangnya tujuh ekor kerbau milik karaton Surakarta yang disambut dengan pemberian potongan ketela rambat oleh para abdi dalem. Pada saat sama juga dilakukan ritual berupa pemasangan untaian bunga melati ke setiap kerbau, untuk kemudian diberangkatkan guna  mengawali kegiatan kirab pusaka menyambut datangnya tahun baru Jawa 1 Sura tahun Dal 1951.

Tercatat sebanyak 19 pusaka karaton disertakan dalam kirab. Ritual menyambut  1 Sura yang menempuh jarak sekitar tujuh kilometer juga diikuti ribuan peserta baik sentana, kerabat , abdidalem Karaton Surakarta maupun warga masyarakat. Warga juga berkumpul di sepanjang jalan yang dilalui peserta kirab pusaka.  Banyaknya pusaka karaton yang disertakan dalam kirab memang telah dijanjikan oleh KGPH Benowo.

Nama disebut terakhir yang adik Raja Surakarta PB XIII mengatakan  selama ini jumlah terbanyak yang dikirab hanya 13 pusaka  . Untuk tahun ini, Sinuwun PB  XIII mengeluarkan lebih banyak lagi yakni 19 pusaka . Sebagai tambahan , karaton Kasunanan Surakarta memiliki ratusan pusaka tosan aji. Raja Surakarta merupakan  penentu jumlah dan jenis pusaka yang dikirab. Mengenai rute perjalanan kirab yakni mengitari bagian luar bangunan Beteng yanbg mengelilingi bangunan Karaton Surakarta.

 Ngalap berkah

Ada pemandangan berbeda selain menyaksikan prosesi jalannya kirab pusaka yang seluruh pesertanya melakukan tapa mbisu dan berjalan tanpa mengenakan alas kaki. Pemandangan dimaksud yakni berebut sisa makanan kerbau ataupun uba rampai. Sejumlah warga yang ditemui  mengatakan, berharap  berkah dari sisa makanan kerbau milik karaton. Nantinya benda yang didapat disebarkan dilahan pertanian dengan harapan tanaman yang ditanam tumbuh subur. Sebaliknya ada pula yang mengatakan hanya ikut-ikutan, seperti dilakukan Jhonri. Pemuda asal Medan yang baru pertama kali datang ke Solo ini mendapat sebagian janur kuning  penghias bagian Bangsal Kemandungan. Akan tetapi dia sendiri bingung mengenai kegunaan benda yang didapat dan mengatakan akan dijadikan kenang-kenangan ketika kembali ke tempat kelahirannya.

  Meditasi dan Salat Khakjat

Jika selama ini orang awam hanya mengetahui kirab pusaka  yang ditonton ribuan warga masyarakat disepanjang perjalanannya, sebenarnya ada pula kegiatan lain yang digelar Karaton Surakarta  dalam rangka menyambut datangnya Tahun Baru Jawa 1 Sura. Menurut KGPH Dipokusumo, kegiatan menyambut datangnya 1 Sura diawali dengan acara caos dhahar dalem Ageng di Karaton Surakarta  menjelang dilaksanakannya Kirab pusaka. Ketika kirab pusaka berlangsung, sentana, kerabat ataupun abdi dalem yang tidak turut serta  tinggal di dalam karaton melakukan semèdi/meditasi  dengan mengambil tempat di sekitar Plataran atau Paningrat Lèr serta Maligi.

Juga ada yang melaksanakan salat  khajad di Masjid Kagungan Dalem Pujasana atau Paramasana Suranatan. Setelah selesai kirab dan pusaka dikembalikan ke tempat penyimpanan,diadakan*Doa Bersama*_Pepak Ageng Kiblat Sekawan bertempat di Godhag'an Paningrat atau  di depan  Sasana Parasdya tepatnya di depan  Kori Gadung Mlathi.

Isi doanya memohon keselamatan/ kawilujengan bagi  Ingkang Sinuhun beserta garwa Dalem/ priyantun Dalem / putra-putri Dalem / sedherek Dalem / para sentana darah Dalem sarta para abdi Dalem Kerabat Kraton Dalem Surakarta Hadiningrat sak kukub'an sadaya. Juga untuk keselamatan Nagara Kesatuan Republik Indonésia.  Usai Doa Bersama dilanjutkan salat subuh sebagai tanda berakhirnya ritual menyambut datangnya tahun baru Jawa 1 Sura

Penulis : baaw
Editor   :