Anif, Pemuda Pelopor yang Berawal dari Menjual Jagung


Tim penilai Pemuda Pelopor Nasional Miftah Zein (bertopi) meninjau Komunitas Remaja Lentera Hati (KRLH) yang dikelola Anif Muchlasin, Rabu (27/9). (Foto :Joko Santoso)

PURBALINGGA– Berawal dari berjualan jagung milik warga, Anif Muchlasin (22) mampu menggerakkan remaja di tempat tinggalnya di RT 5/RW 7 Desa Karangtengah, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga. Laba berjualan jagung itu dibelanjakan buku Iqra dan kartu prestasi. Dengan modal itu, Anif akhirnya membuat semacam tempat belajar Alquran. Tahun 2010 menjadi titik awal, pemuda lulusan Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya ini untuk merintis kepeloporan bidang pendidikan di kampung.

Anif di sela-sela peninjauan lapangan oleh Tim Juri Tingkat Nasional Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan di Desa Karangtengah, Kemangkon, Rabu (27/9), Anif mengatakan dia  harus mengumpulkan uang  karena  merasa berasal dari keluarga miskin yang hidup pas-pasan. Ayahnya Hadi Suyono hanya bekerja sebagai tukang becak, sementara ibunya Miriyah hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Pendidikan S-1 dibiaya pemerintah melalui program Bidik Misi.

 Rintisan itu semakin berkembang menjadi sebuah komunitas yang diberi nama ‘Lentera hati’. Komunitas ini mendidik katalisator muda hebat dari desa. “Dengan keterbatasan yang ada, saya dibantu beberapa teman berjualan jagung keliling milik warga. Laba dari hasil jualan jagung itu saya gunakan untuk membeli buku dan perlatanan sebagai pelengkap taman bacaan Alquran,” kenangnya.

Anif sebelumnya meraih juara I pemuda pelopor tingkat Jateng tahun 2017. Atas prestasi itu, Anif diusulkan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Provinsi Jateng guna mengikuti lomba yang sama tingkat nasional. Oleh Kementerian Pemuda Olah Raga (Kemenpora), Anif dinyatakan sebagai salah satu nominator. Anif harus bersaing dengan 18 peserta lainnya se-Indonesia dari 17 provinsi. “Kami tidak menargetkan Anif jadi juara I nasional, tetapi kami ingin Anif membawa nama baik Purbalingga dan Provinsi Jawa Tengah serta ikut diundang pada peringatan hari Sumpah pemuda tingkat nasional tanggal 28 Oktober mendatang di Jakarta,” kata Kepala Dinporapar Purbalingga Drs Imam Hadi MSi.

Anif mengungkapkan, Komunitas Remaja Lentera Hati (KRLH) dibentuk atas dasar keprihatinan banyaknya kasus narkoba di kalangan remaja, akses media porno, kasus aborsi, tawuran, dan geng motor. Sementara itu Tim Penilai Pemuda Pelopor Tingkat Nasional, Miftah Zaeni mengungkapkan, seorang pemuda disebut sebagai pelopor apabila dia memulai sesuatu yang belum dilakukan oleh orang lain. Jika sesuatu tersebut sudah dimulai orang lain, dia bukan pelopor tapi pelestari. “Pemuda pelopor harus memiliki ide, inovasi dan kreasi yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain atau masyarakat di sekitarnya,” imbuhnya

Penulis : Joko Santoso
Editor   :