SOLO, WAWASAN.CO – Jumlah guru besar di lingkungan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bertambah, seiring dengan pengukuhan Prof Yusep Muslih Purwana ST MT PhD sebagai Guru Besar bidang Teknik Sipil, Prof Dr Cucuk Nur Rosyidi ST MT sebagai Guru Besar Bidang Teknik Industri dan Prof Dr Triyono ST MT, sebagai Guru Besar bidang Teknik Mesin.
“Kehadiran tiga guru besar yang baru ini, akan sangat berpengaruh pada laju percepatan pengembangan Fk Teknik dan UNS. Guru Besar merupakan mandat penugasan dari pemerintah kepada seorang dosen di perguruan tinggi berdasarkan pengakuan kepakaran dan kecendikian dalam suatu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni atau humaniora,” papar Rektor UNS Prof Dr Jamal Wiwoho SH MHum dalam Sidang Senat Terbuka di Auditorium setempat, Selasa (25/6)
Dipaparkan, guru besar mempunyai tanggung jawab yang ditunjukkan dalam kepemimpinannya di bidang keilmuan masing masing. Serta kemampuan memupuk dan mengembangkan keunggulan, dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Mereka juga mempunyai tanggung jawab mengembangkan, dan menjaga nilai-nilai akademik dan berkontribusi dalam pengembangan institusi.
Masih dalam kesempatan sama, Prof Yusep Muslih Purwana, dalam pidato pengukuhannya menekankan pentingnya informasi lapisan bawah permukaan tanah. Pada pidato bertajuk “ Peran UNS dalam Pengembangan Gedung dan Infrastruktur Melalui Karakterisasi Lapisan Bawah Permukaan Tanah Kota Surakarta” dikatakan, stabilitas bangunan sangat bergantung pada kekuatan pondasi penopangnya.
Sedangkan kekuatan pondasi sangat bergantung pada kekuatan lapisan bawah permukaan tanah. Karena itu informasi kondisi lapisan bawah permukaan tanah menjadi salah satu factor penting dalam pemilihan jenis fondasi. “Pondasi harus aman terhadap bahaya keruntuhan dan penurunan yang berlebihan”, tegasnya.
Sementara itu Prof Dr Cucuk Nur Rosyidi dalam pidato pengukuhannya, menyoroti proses sebuah produk sebelum sampai ke konsumen. Toleransi ketat menyebabkan tingginya biaya manufaktur dan rendahnya biaya kualitas . Sehingga perusahaan harus menentukan komponen mana yang dibuat sendiri ataupun dialihdayakan. Sedangkan, Prof Dr Triyono ST menyoroti Pengembangan Sambungan Las Logam Tak Sejenis.
Diterangkan, masih banyak teknik pengelasan yang memungkinkan diaplikasikan dalam kasus sambungan las logam tak sejenis ini. Tantangan meningkatkan performasi sambungan masih terbuka lebar, walaupun ratusan penelitian dan pustaka telah membahasnya. Standarisasi dan sertifikasi desain, prosedur dan teknik pengelasan logam tak sejenis juga belum mapan sebagaimana standarisasi dan sertifikasi pengelasan logam sejenis.
Penulis : baaw
Editor : edt