SEMARANG- Aksi walkout sejumlah fraksi DPRD Kota Semarang dalam rapat paripurna dinilai merupakan bentuk unjuk kekuatan belaka. Hal itu disampaikan Direktur Pattiro Semarang Widi Nugroho kepada Wawasan di Balai Kota, Minggu (1/10).
Menurutnya, konflik yang terjadi di DPRD Kota Semarang dalam pembahasan sejumlah kebijakan anggaran tahun 2018 tidak lebih sebagai bentuk unjuk kekuatan jelang Pemilu 2019. “Tentu saja kami berharap konflik ini tidak berkepanjangan sebab masyarakatlah yang akan dirugikan,” terangnya.
Dijelaskan, konflik tersebut terjadi karena kurangnya komunikasi antara eksekutif dan legislatif. Di samping itu, kisruh yang dalam beberapa kali sidang paripurna diwarnai aksi ketidakhadiran dan walk out sejumlah anggota dewan tersebut adalah unjuk gigi parpol menjelang pemilu.
Terlebih di tahun 2018, akan pilgub yang juga dapat dijadika tolok ukur kemampuan parpol dalam Pemilu 2019. Diakuinya, konflik ini tidak murni hanya soal kepentingan anggaran semata yang dinilai sebagian wakil rakyat tidak prorakyat. “Dalam konflik tersebut ada kepentingan politik partai masing-masing yang ditonjolkan,” tukasnya.
Widi menambahkan jika dirinya juga mengkritisi sikap dewan yang walk out, yang menurutnya dari alasan yang diberikan tidak substansial. Seperti keberatan dengan tidak adanya kenaikan Tunjangan Prestasi Pegawai (TPP) dan kegiatan tahun jamak.
Widi Nugroho juga menyoroti sikap pemerintah yang mengusulkan anggaran sebesar Rp 18 miliar untuk even internasional mottocross. Dia mempertanyakan nilai kemanfaatannya bagi Kota Semarang.
“Kita semua berharap tidak satu suaranya anggota dewan ini dapat segera terselesaikan. Sebab masyarakatlah yang dirugikan, apalagi jika hingga APBD Perubahan molor ditetapkan tentu sangat disayangkan,” katanya.
Seperti diketahui, tiga fraksi yakni Gerindra, PKB dan Golkar serta anggota partai PPP, walk out dari sidang paripurna membahas penetapan tahun jamak, Selasa (26/9). Sebelumnya, rapat paripurna sudah dijadwalkan pada Senin (25/9), namun gagal karena banyak yang tidak hadir.
Begitu pula dalam pembahasan rapat Badan Anggaran (Banggar), sejumlah anggota dewan tak mengikuti kegiataan Banggar. Puncaknya adalah walk out-nya 18 anggota dewan dari sidang paripurna yang kebetulan tidak dihadiri Wali Kota Hendrar Prihadi.
Penulis :
Editor :