.jpg)
Sepakbola memang selalu menyajikan drama. Bagi kesebelasan yang menang yang ada adalah drama gembira, namun sebaliknya bagi yang kalah ini adalah drama tragedi.
Timnas Garuda Muda mencoba melakukan de javu di babak final sepakbola Sea Games di Stadion Rizal Memoriam, Selasa (10/12) malam. Kenangan manis pernah terukir disini, saat Indonesia melaju ke babak final sepakbola Sea Games Tahun 1991. Menang adu penalty 4-3 atas Thailand, Ferryl Raymond Hattu dkk mampu membawa pulang medali emas.
Prestasi tersebut belum terulang lagi. Timnas pernah masuk final Sea Games di tahun 1997, 2011 dan 2013, namun selalu gagal. Hingga Garuda Muda maju ke babak final di Sea Games tahun 2019. Evan Dimas dkk berupaya mengulang sejarah, mengulang prestasi indah untuk membawa pulang medali emas cabang olahraga paling popular di dunia.
Namun lawannya di final, Vietnam juga memiliki ambisi serupa. Bahkan negeri Paman Ho tersebut belum pernah meraih medali emas Sea Games di cabang sepakbola. Mereka hanya pernah meraih prestasi tersebut di ajang Sea Games tahun 1959 saat masih bernama Vietnam Utara.
Pertandingan antara Indonesia dan Vietnam merupakan pertarungan dua kesebelasan yang rindu medali emas. Indonesia di babak penyisihan grup pernah dikalahkan Vietnam 1-2. Namun Timnas Garuda Muda selalu tampil menawan dan mengalami grafik yang meningkat menghadapi lawan yang lain.
Wajar jika optimisme dan aura kemenangan mengantar langkah anak asuhan Indra Syafrie saat menapaki rumput Stadion Rizal Memorial. Namun setelah peluit dibunyikan, nampak sekali Vietnam lebih bertenaga, disiplin dan bertanding dengan semangat membara.
Timnas Garuda seperti kesulitan memasuki wilayah Vietnam. Pemain Vietnam seperti menerapkan semboyan seperti kala tentara Vietnam mempertahankan negaranya dari gempuran Prancis yang menjajahnya. Tak ada setiap jengkal lapangan yang dibiarkan kosong. Mereka selalu mengganggu pemain Garuda yang membawa bola.
Dengan permainan yang lebih berani, Vietnam menang 3-0 dan merengkuh medali emas untuk pertama kalinya. Timnas Garuda kembali gagal membawa medali emas ke Indonesia. De Javu yang diharapkan terulang di Stadion Rizal Memoriam tak terjadi.
Sedih, kecewa dan penasaran bercampur aduk di dada. Namun ini kenyataan. Kita harus mengakui bahwa kali ini Vietnam lebih baik. Secara peringkat FIFA, tim yang dibesut pelatih asal Korea Park Hang seo memang lebih unggul. Sepakbola Vietnam juga saat ini lebih moncer prestasinya.
Vietnam mampu lolos ke babak semifinal Asian Games tahun 2018. Mereka juga mampu meraih juara di Piala AFF tahun 2018. Tidak hanya itu Timnas Vietnam U 23 juga mampu menembus babak final Piala Asia Tahun 2018. Vietnam mampu karena mereka benar benar serius mengembangkan olahraga sepakbola.
Timnas Garuda tak perlu berlama-lama meratapi kekalahan. Perlu segera ada pembenahan. Pembenahan pembinaan sepakbola usia dini, pembenahan kompetisi dan bagaiman melakukan terobosan agar pembinaan dan prestasi sepakbola bisa meningkat. Tak ada hasil yang baik tanpa proses yang benar. Segera berbenah, jangan sampai prestasi sepakbola kita semakin tertinggal. Dibawah kepengurusan PSSI yang baru kita berharap.
Tetap semangat Garuda Muda. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Berbagai kegagalan mengukir prestasi sepakbola di berbagai event harus menyadarkan kita semua. Mari bersama-sama membenahi sepakbola Indonesia.
Penulis : Joko Santoso
Editor : edt