Menjadi yang Pertama di Industri Bahan Bangunan Indonesia: Target Dekarbonisasi SIG Tervalidasi SBTi


WAWASAN.CO, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mencetak sejarah sebagai perusahaan bahan bangunan pertama di Indonesia, yang berhasil meraih validasi dari Science-Based Target initiatives (SBTi), lembaga internasional yang memimpin dalam menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).

Prestasi ini menunjukkan komitmen SIG untuk mendukung pembatasan pemanasan global hingga 1,5°C sesuai dengan Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim.

Pencapaian ini juga menjadi bagian dari 100 Hari Kerja Presiden Prabowo Subianto, yang sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mendukung program Asta Cita, khususnya dalam harmonisasi kehidupan dengan lingkungan dan alam.

"Transformasi BUMN harus melibatkan aspek keberlanjutan, salah satunya dengan operasional ramah lingkungan dan rendah karbon," ujar Erick Thohir. Ia menambahkan bahwa pengurangan emisi karbon adalah tanggung jawab bersama demi keberlanjutan lingkungan hidup.

Komitmen SIG dalam Menurunkan Emisi GRK

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menjelaskan bahwa pemanasan global akibat peningkatan emisi GRK adalah ancaman nyata bagi keberlanjutan kehidupan di bumi.

Oleh karena itu, SIG berkomitmen menjalankan operasional bisnis rendah karbon berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

"Kami bangga menjadi perusahaan pertama di industri bahan bangunan Indonesia yang tervalidasi SBTi. Ini membuktikan komitmen SIG dalam menurunkan emisi GRK melalui rencana aksi yang aplikatif dan target yang terukur," kata Vita Mahreyni.

SIG telah menetapkan target ambisius dalam penurunan emisi GRK melalui berbagai inisiatif strategis, seperti:

Penggunaan Bahan Bakar Alternatif: SIG memanfaatkan limbah pertanian, sampah padat perkotaan (municipal solid waste) yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), biomassa, dan sumber lainnya sebagai bahan bakar alternatif.

Digitalisasi Proses Produksi: Menggunakan machine learning, big data, dan artificial intelligence (AI) untuk meningkatkan efisiensi energi dan produktivitas.

Pemanfaatan Energi Terbarukan: SIG mengembangkan penggunaan panel surya di unit operasional dan mengoptimalkan gas panas buang dari proses produksi semen melalui teknologi Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG).

Dampak Positif Penggunaan Bahan Bakar Alternatif

Penggunaan bahan bakar alternatif tidak hanya menurunkan emisi karbon tetapi juga mengatasi masalah lingkungan akibat sampah perkotaan.

Pemanfaatan limbah ini membantu mengurangi bau tak sedap, gangguan penyakit, dan gas metana dari limbah pertanian yang tidak terkelola.

Vita Mahreyni mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, SIG telah menggunakan 550 ribu ton bahan bakar alternatif, meliputi 314 ribu ton biomassa, 206 ribu ton non-biomassa, dan 30 ribu ton RDF.

Upaya ini meningkatkan Thermal Substitution Rate (TSR) domestik menjadi 7,56%, lebih tinggi dibandingkan 7,27% pada tahun 2023.

Komitmen untuk Masa Depan

"SIG terus berkomitmen menjadi yang terdepan dalam industri bahan bangunan dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan yang rendah karbon," tegas Vita Mahreyni.

Ia juga menekankan pentingnya peran SIG dalam mendukung perbaikan sosial dan menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Dengan langkah-langkah strategis yang telah ditempuh, SIG tidak hanya membuktikan posisinya sebagai pelopor di industri bahan bangunan Indonesia, tetapi juga sebagai mitra yang bertanggung jawab dalam menjaga keberlanjutan lingkungan global.

Penulis : rls
Editor   : edt