SOLO_Suara riuh terdengar dari arah halaman Masjid Agung Surakarta ketika ratusan orang mulai berebut bagian dari gunungan jaler. Persembahan dari Kraton Surakarta ini bisa dikatakan ludes, karena seluruh asesoris berupa sayuran yang tertempel di bagian badan gunungan telah berpindah ketaqngan warga masyarakat dalam tempo singkat. Di sisi lain, rona ceria menghias wajah warga yang mendapatkan bagian gunungan.
Bagi yang belum memperoleh, mereka tak segan meminta kepada orang di sekeling yang bersedia berbagi. Itulah suasana tradisi gunungan Grebeg Besar di kota Surakarta. Kegiatan yang digelar di halaman Masjid Agung setempat, berlangsung, Sabtu (2/9).
Prosesi gunungan grebeg dimulai dengan dibukanya pintu di Bangsal Kamandungan Karaton Surakarta Hadiningrat pada pukul 11.00. Pada waktu bersamaan muncul serombongan prajurit Karaton diikuti para sentono dan abdi dalem. Belasan abdidalem Karaton terlihat mengusung dua Gunungan masing masing disebut Jaler dan Estri. Gunungan Jaler berbentuk runcing terbuat dari bahan makanan hasil pertanian. Sedangkan gunungan Estri bentuknya bundar serupa sanggul perempuan yang disusun dari kue rengginang (Penganan terbuat dari beras ketan). Di belakang pengusung gunungan juga terlihat puluhan abdi dalem mengusung Jodhang (kotak makanan ) berisi ratusan buah tumpeng berikut lauk pauknya).
Pasukan pembawa gunungan yang notabene merupakan persembahan raja Surakarta terus berjalan menuju Masjid Agung dengan melewati rute, kori Kamandungan , Sitihinggil, Pagelaran – Alun-alun Utara . Tiba ditujuan, dilakukanlah serah – terima gunungan dari petugas Karaton Surakarta kepada pimpinan pengurus masjid Agung. Barulah gunungan dipertebutklan setelahg sebelumnya dilakukan pembacaan doa. Prosesi perebutan gunungan jaler berlangsung dihalaman Masjid Agung. Sedangkan perebutan Gunungan Estri dilakukan di depan Bangsal Kamandungan Karaton Surakarta.
Warga masyarakat yang memperoleh bagian bangunan mengaku sangat bahagia. Mereka berharap berkah dari karaton, mampu memperbaiki usaha warga dalam menata perekonomian keluarga. Pendapat tak jauh berbeda juga dikemukakan Dodi warga Plesungan Kabupaten Karangan yang mengatakan, bahan makanan di antaranya berupa kacang panjang, cabe, telur asin, dan olahan ketela goreng akan digabungkan menjadi satu dengan sayuran di kampungnya. Sehari kemudian, seluruh sayuran tadi juga akan diperebutkan warga setempat. Istilahnya kami semua ngalap berkah dari barang yang disumbangkan Karaton Surakarta, tuturnya.
Pada kesempatan terpisah Penghulu Karaton Surakarta KRT Tafsir Anom Mohammad Muchtarom mengatakan, terdapat tiga agenda besar setiap tahunnya. Yakni Gunungan Mulud, Gunungan Grebeg Besar dan Gunungan Grebeg Poso . Gunungan yang diusung merupakan wujud syukur atas anugrah yang diberikan Allah Swt kepada karaton dan isinya. Selain gunungan, Karaton Surakarta juga mengirim makanan siap saji yang ditempatkan dalam jodang untuk dibagikan kepada masyarakat. Mengenai bahan gunungan terdiri sayuran dikarenakan Karaton Surakarta merupakan kerajaan berbasis agraris.
Penulis : baaw
Editor :