Cuaca Ekstrem dan Antisipasi Bencana


Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) memimpin Apel Siaga Bencana dihalaman Pendapa Dipokusumo Pemkab Purbalingga, Rabu (8/1). (Foto : Dok BPBD Purbalingga)

Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofesika (BMKG) memprediksi potensi hujan lebat masih akan terjadi hingga pertengahan Februari mendatang.  Potensi tersebut diprediksi akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Hujan yang turun dengan lebat tersebut diperkirakan juga bisa menyebabkan terjadinya bencana alam. Salah satunya tentu banjir. Seperti yang telah terjadi di wilayah Jabotabek di awal tahun 2020 ini. Hujan deras yang turun menyebabkan sebagian besar wilayah Jakarta dan sekitarnya terendam air.

Oleh karena itu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta kepada semua pihak terutama pemangku kebijakan agar melakukan langkah antisipasi.  Fenomena cuaca ekstrem tersebut terjadi akibat masuknya aliran udara basah dari arah Samudera Hindia di sebelah barat Pulau Sumatera.

Kita patut memberikan apresiasi terhadap langkah sigap yang dilakukan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang langsung bergerak. Dia langsung berkoordinasi dengan jajaran bupati/walikota di Jateng untuk segera mengantisipasi cuaca yang ekstrem. Paling tidak langkah ini penting agar bupati/walikota bisa bersiaga dan melakukan antisipasi dini.

Ganjar juga meninjau sejumlah wilayah yang rawan banjir. Diantaranya di Kota Semarang dan Kota Pekalongan.  Orang nomor satu di Jateng tersebut mengecek langsung rumah pompa di kota batik tersebut. Wilayah Pekalongan dan sekitarnya memang rawan banjir dan rob saat hujan turun dengan deras.

Antisipasi bencana memang perlu dikedepankan. Pemangku kebijakan harus siaga dan juga menginstruksikan kepada jajarannya agar segera mengambil langkah antisipastif. Berkaca dari bencana banjir Jakarta, kita patut prihatin.  Kondisi yang terjadi di Jakarta jangan sampai terjadi di Jateng dan daerah lainnya.

Banjir di Jakarta sudah menyebabkan 24 orang meninggal dan puluha ribu warga mengungsi. Kondisi yang sangat memprihatinkan.  Terlepas dari apa yang menyebabkan dan kenapa banjir bisa terjadi, kejadian tersebut mengingatkan kita. Tentunya untuk waspada dan siap mengantisipasi datangnya bencana alam.

Apalagi diperkirakan hujan deras masih akan turun hingga Februari mendatang.   Sejumlah daerah di Jateng masuk dalam kategori daerah yang rawan bencana. Musim hujan yang datang membuat kita harus waspada terhadap bencana banjir dan juga tanah longsor. Oleh karena itu saatnya bersama melalukan antisipasi dini.

Perlu ada koordinasi terpadu antara pemangku kebijakan mulai dari atas hingga tingkat yang paling bawah guna mengatasi persoalan tersebut. Masyarakat juga harus mulai menyiapkan diri terhadap kondisi yang ada. Terutama yang tinggal di daerah rawan bencana. Seperti di pegunungan dan daerah yang rawan banjir.

Dengan adanya antisipasi, setiap potensi bencana alam bisa dikendalikan. Tujuannya agar korban bisa diminimalisir. Baik korban jiwa maupun harta benda.  Dalam skala yang lebih besar tentu yang tak boleh dilupakan adalah bagaimana melaksanakan konservasi alam dan lingkungan, sehingga bencana alam bisa dihindari.

 

 

Penulis : Joko Santoso
Editor   : edt