
Menteri Desa Abdul Halim Iskandar melihat produk Ecoprint Yu Paijem saat kunjungan ke Kabupaten Purbalingga, Maret lalu. Produk tersebut mampu menembus pasar dunia. (Foto :Joko Santoso)
PURBALINGGA, WAWASANCO- Pandemi Covid-19 nyatanya tidak membuat perajin ecoprint di Kaki Gunung Slamet, Purbalingga pasrah.. Berbagai cara dilakukan untuk memasarkan produk. Termasuk menjelajahi dunia maya untuk menawarkan hasil karya mereka.
Nur Hadiati atau lebih akrab diapa Yu Paijem, seorang pengrajin ecoprint dari Desa Serang, Kecamatan Karangreja salah satunya. Tanpa lelah dia mencoba memasarkan produknya ke belahan dunia lain. Amerika, menjadi salah satu negara tujuan pengiriman ecoprint buatannya. "Sekitar 10 produk ecoprint akan dikirimkan pada awal bulan November 2020," katanya, Jumat (29/10).
Selain Amerika, ia juga sedang merintis produknya untuk bisa menembus Bangladesh dan juga Kuala Lumpur dalam bentuk syal, kain bali atau ecoprint dengan model rumbai-rumbai, dress, baju atau TShirt. Tentunya menunggu hingga pandemi covid-19 segera berakhir dan keadaan kembali normal seperti sedia kala sehingga ecoprint miliknya bisa menembus ke berbagai negara terutama ketika memasuki musim panas atau summer.
Ecoprint hasil karya Yu Paijem bisa dibilang masih baru, kurang lebih 6 bulan sejak dirinya mulai menggeluti dunia ecoprint. Namun, karena banyaknya relasi dan hubungan baiknya dengan berbagai kalangan di media sosial, ia berhasil menarik minat rekan di media sosial dengan ecoprintnya.
“Saya terus terang baru menggeluti ini setengah tahun, jadi dulu saya konsen ke kerajinan kayu, furniture ataupun hiasan dari akar dan cabang kayu. Kemudian setelah saya melihat ecoprint itu ternyata lebih menarik,” kata Yu Paijem.
Awal mula ketertarikannya terhadap ecoprint ketika ia mengamati pelaku ecoprint di kota-kota besar yang bersemangat membeli dedaunan untuk dijadikan sebagai motif ecoprint. Daun-daun yang dikirim butuh waktu yang lama hingga akhirnya mengering setelah sampai kepada pemesan, tapi mereka tetap bersemangat dan membayar daun-daun tersebut.
“Melihat itu saya mulai menekuni ecoprint dengan daun-daun yang hampir di semua kebun ada, terus daun-daun di hutan itu kan banyak daun-daun liar dan setelah kita cermati bisa dipakai juga untuk motif seperti daun Eucalyptus, daun Afrika dan lainnya,” ujarnya.
Bahan baku yang tersedia dan melimpah di kaki Gunung Slamet menjadi satu kemudahan baginya untuk memproses pembuatan ecoprint. Awalnya ia belajar dari seorang teman yang sudah ahli dalam pembuatan ecoprint, setelah itu ia mempelajarinya secara otodidak sampai ia berhasil membuat kain ecoprint dengan mudah.
“Saat ini saya konsentrasi untuk memproses produksi ecoprint yang bisa dipakai oleh semua kalangan dan simpel, saya mencoba membidik ke T-Shirt,” terang Yu Paijem.
Untuk memproduksi ecoprint, Yu Paijem menuturkan membutuhkan waktu paling cepat satu minggu untuk satu produk sampai dengan proses fiksasi dan siap pakai. Oleh karena itu, biasanya ia membuka pesanan satu minggu sebelumnya untuk menyelesaikan pemesanan dan terkait dengan warna yang diinginkan.
“Warna yang dihasilkan pada kain ecoprint juga bukan warna tekstil melainkan warna natural dari kayu ataupun daun. Memang dari segi warna terlihat pucat tapi ternyata warna-warna alam ini yang banyak diminati oleh orang luar negeri,” tuturnya.
Yu Paijem menyebutkan kendala saat ini yang dihadapi terkait dengan modal meskipun bahan baku daun semua sudah tersedia dan tumbuh liar di hutan tidak jauh dari rumahnya. Terkait dengan pasar ecoprint menurutnya tidak ada kendala tergantung pada bidikan pasar yang disasarnya.
“Jadi memang untuk pasar saya lebih mengarah ke luar negeri, kami sedang merintis untuk pembayaran dari luar negeri jadi mereka bisa membayar lewat PayPal atau Western Union,” jelas Yu Paijem.
Ecoprint Yu Paijem atau produknya dikenal dengan Yupa Eco Craft sementara ini masih dijual di pasar lokal dan secara online. Ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga seperti tahun-tahun sebelumnya memfasilitasi dengan adanya pameran atau diikutsertakan dalam pameran tingkat nasional.
“Karena dari keikutsertaan di pameran ini memang betul-betul menjadi wahana kita untuk bertemu dengan konsumen ataupun pasar yang lebih baik lagi,” ujarnya,
Penulis : Joko Santoso
Editor : edt