SEMARANG, WAWASAN.CO - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jateng, Rahmat Dwisaputra menandaskan, selaku salah satu pemangku kebijakan, senantiasa mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan solid.
"Hal ini dilakukan dalam beberapa aspek yakni pertumbuhan investasi, stabilitas inflasi, perkembangan perekonomian syariah hingga sistem pembayaran," ucap Rahmat Hal tersebut diungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra saat Media Briefing bersama KPw BI Tegal, KPw BI Solo dan KPw BI Purwokerto melalui daring pada Selasa, 10 September 2024.
Sebagai contoh, lanjutnya, dalam mendukung perkembangan perekonomian syariah, Bank Indonesia se-Jawa Tengah (Semarang, Solo, Tegal dan Purwokerto) akan turut serta mendukung pelaksanaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Kawasan Jawa 2024 yang akan dilaksanakan pada 13 s.d. 15 September 2024 di Surabaya.
"Dalam kegiatan ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah akan berkontribusi dalam agenda kompetisi designer IN2MF (Indonesia International Modest Fashion Festival), IN2HCC (Indonesia International Halal Chef Competition), hingga kompetisi lembaga ZISWAF dan pondok pesantren unggulan," ucap Rahmat.
Selain itu, kata Rahmat, pada aspek Sistem Pembayaran, Bank Indonesia bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Semarang akan menghelat program parQRIS berupa insentif potongan biaya parkir dengan metode pembayaran menggunakan QRIS, sehingga masyarakat hanya akan membayar Rp53,-.
"Program ini ditujukan bagi 5.300 transaksi pertama sepanjang periode 17-30 September 2024 dan mencakup lebih dari 10 titik di Kota Semarang. Diharapkan melalui program elektronifikasi tersebut dapat mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah, mengurangi biaya cash handling, serta meningkatkan transparasi dan akuntabilitas transaksi pemerintah daerah," terang Rahmat.
Rahmat menuturkan, seiring dengan kinerja ekonomi basional, ekonomi Jawa Tengah tahun 2024 diperkirakan tetap kuat dengan didukung permintaan domestik di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global. Pertumbuhan masih bersumber dari konsumsi rumah tangga serta lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT), sebagai dampak positif penyelenggaraan pilkada serentak pada 2024.
Selain itu, tandas Rahmat, terdapat beberapa faktor pendorong lain, seperti kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2024, serta stimulus fiskal dan makroprudensial yang masih berlanjut. Kinerja investasi dan konstruksi Jawa Tengah juga diperkirakan akan meningkat seiring dengan percepatan pembangunan PSN yang ditargetkan selesai pada 2024.
Rahmat menegaskan, perekonomian Jawa Tengah tetap tumbuh kuat, di tengah kondisi global yang belum menentu, Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Agustus 2024 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan II 2024 tumbuh sebesar 4,92% (yoy), meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan Triwulan I 2024 (4,97%; yoy).
"Pertumbuhan tersebut selaras dengan ekonomi wilayah Jawa yang didukung oleh permintaan domestik serta investasi yang masih kuat," paparnya.
Rahmat menjelaskan, permintaan domestik didorong oleh Konsumsi Rumah Tangga (RT) dan Konsumsi Pemerintah. Konsumsi RT tumbuh 5,12% (yoy), seiring momentum HBKN Idul Fitri, Idul Adha, serta libur panjang. Kinerja konsumsi tercermin pada peningkatan Indeks Penjualan Ritel (dari 85,57 menjadi 98,87) serta Indeks Keyakinan Konsumen yang masih optimis (>100) sebesar 135,68.
"Konsumsi Pemerintah juga tumbuh positif sebesar 7,67% (yoy) didorong oleh kenaikan belanja pegawai, terutama pencairan THR dan gaji ke-13 yang sudah mulai cair sejak Juni 2024," ungkap Rahmat.
Sementara itu, ujar Rahmat, pertumbuhan Investasi yang tinggi sejalan dengan pembangunan proyek strategis nasional (PSN) dan swasta yang masih berlangsung.
"Beberapa proyek tersebut antara lain Bendungan Jlantah, Jalan Tol Jogja-Bawen, dan pengembangan fase 2 Kawasan Industri Terpadu Batang," pungkas Rahmat.
Penulis : ero
Editor : edt