
Kepala KPw BI Tegal, Bimala menyampaikan pemaparan dihadapan sejumlah wartawan di sela-sela acara Media Briefing yang digelar di kantor setempat, Senin (17/2/2025). Foto. Eko Saputro
TEGAL, WAWASAN.CO - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI ) Tegal, Bimala menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tertinggi di tahun 2024, terjadi di wilayah eks-Karesidenan Pekalongan berada di Kabupaten Batang. Hal tersebut, seiring akselerasi investasi dan operasionalisasi sejumlah tenant terutama di KIT Batang, karena menjadi multiplier untuk sektor lain seperti perumahan, perdagangan, dan lain-lain. Serta, mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja di wilayah Batang dan sekitarnya
"Secara umum, pertumbuhan ekonomi 2024 (yoy) Provinsi Jawa Tengah (4,95%-yoy) dan nasional (5,03%-yoy)," ucap Bimala saat mengadakan kegiatan Media Breafing di KPw BI Tegal, Senin (17/2/2025).
Bimala dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tegal pada bulan Januari 2025 mengalami deflasi sebesar 0,49% (mtm) atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 0,48% (mtm). Deflasi tersebut lebih dalam dibanding Jawa Tengah, yang mengalami deflasi 0,46% (mtm), namun masih lebih tinggi dibanding Nasional yang tercatat deflasi 0,76% (mtm).
"Hal tersebut menjadikan inflasi tahunan Kota Tegal sebesar 1,76% (yoy), masih berada dalam target yaitu 2,5 ± 1% (yoy). Adapun, inflasi Kota Tegal tercatat beberapa kali lebih tinggi daripada Jawa Tengah dan nasional, pada tahun 2021 hingga 2023," lanjut Bimala.
Bimala menuturkan, adapun kelompok pendorong utama laju deflasi bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga karena adanya diskon tarif listrik PLN.
"Tarif listrik menjadi pendorong utama deflasi pada bulan laporan dengan andil -1,11% (mtm) menyusul adanya diskon tarif listrik sebesar 50% yang diberikan kepada pelanggan rumah tangga daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA, berlaku selama 2 bulan yaitu Januari dan Februari 2025," tegas Bimala.
Bimala mengemukakan, tarif listrik untuk seluruh kota Jateng mengalami deflasi, sementara tarif KA hanya Kota Solo dan Wonogiri stabil. Adapun Cilacap, Purwokerto, Semarang dan Tegal mengalami deflasi.
"Selain itu, produksi bawang merah yang melimpah di Brebes turut mendorong deflasi pada bulan laporan dengan andil -0,08% (mtm), diikuti tarif kereta api -0,03% (mtm), mobil -0,03% (mtm), dan ketimun -0,02% (mtm)" kata Bimala.
Bimala mengemukakan, IHK Kota Tegal sepanjang tahun 2025 diperkirakan tetap terjaga pada kisaran target 2,5%+1 sejalan dengan capaian inflasi tahun 2024 yang terkendali pada angka 2,19% (mtm). Hal ini didukung oleh membaiknya prakiraan cuaca BMKG di tahun 2025 yang mana El Nino akan melemah dan berangsur ke kondisi netral, serta konsistensi penguatan program GNPIP di tingkat pusat hingga daerah.
"Komitmen pemerintah pusat untuk meningkatkan program swasemba pangan juga diyakini dapat membantu menurunkan biaya produksi dan meningkatkan produksi komoditas pertanian" papar Bimala.
Hal ini, terang Bimala, diperkuat juga melalui sinergi pengendalian inflasi berbasis 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) di daerah bersama TPID dan K/L terkait.
Bimala mengatakan, terkait dengan isu strategis, yakni bencana banjir di awal tahun 2025.
"Media berita daring menyampaikan bahwa terdapat total 400 hektar lahan bawang merah di Brebes terdampak banjir dan terbesar terjadi di Kecamatan Jatibarang, Brebes, Wanasari, Songgom, dan Larangan dengan rata-rata usia tanam 5-40 hari," tandas Bimala.
Bimala menegaskan, setelah dilakukan konfirmasi kepada Dinas dan kelompok tani terkait, total lahan bawang merah terdampak banjir hanya seluas 30 hektar dan genangan banjir segera surut di hampir sebagian besar lahan sehingga tidak memberikan dampak yang signifikan.
"Berdasarkan hasil pemetaan produksi yang dilakukan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, produksi bawang merah di wilayah tersebut, tetap terjaga surplus untuk memenuhi kebutuhan domestik hingga bulan Maret 2025. Diperkirakan pada Februari 2025 akan surplus 14 ribu ton dan Maret 2025 akan surplus 12 ribu" pungkas Bimala
Penulis : ero
Editor : edt