Variasi Gurih Sup Ayam


Warung sop ayam ini berada di ruas jalan Kyai Saleh 8A-8B Semarang. Ia berada di jalanan yang cukup padat, dengan sekolah di depan dan belakang. Di ruas jalan itu pula berdiri beberapa kantor dan warung kuliner. Dian Chandra, sang pemilik, mengaku jatuh cinta pada lokasi itu hingga dia pun akhirnya melahirkan Sop Ayam Pak Mario di ruas jalan yang dekat dengan jantung kota tersebut.

"Saya ingin memberikan alternatif warung makan di jalan ini yang masih buka hingga sore, bahkan malam hari. Karena rata-rata warung kuliner di sekitar sini tutup menjelang pukul 16:00," katanya.

Sesuai dengan harapannya, gerai sop ayam itu memang selalu didatangi pengunjung pada sore atau menjelang senja. Ada rombongan keluarga, ada anak-anak sekolah yang mampir sebentar sepulang mengikuti kegiatan ekstra. Bahkan tak jarang rombongan kantoran yang ingin menghabiskan waktu sepulang kerja dengan menikmati semangkuk sop ayam yang lezat dan hangat.

Lantas bagaimana dengan cita rasa di gerai itu? Sop ayam itu tersedia dalam berbagai pilihan penyajian. Ada sop pisah dada, sop pisah ati ampela, sop pisah leher, sop pisah daging, sop pisah kulit, dan lain sebagainya. Dijajakan dengan tarif terjangkau dari Rp 5.000 hingga Rp 16.000, setiap varian sop tersaji dalam satu mangkuk ukuran tanggung.

Begitu memasuki gerai, Anda langsung bisa memilih varian sop yang ingin Anda nikmati. Apakah daging bagian dada, daging bagian paha, uritan, ceker, atau malah jeroan hati ampela. Semua sudah dipisah-pisah, terhidang dalam satu mangkuk sop. Jadi yang tak menyukai jeroan, tak perlu takut menyendok hati atau ampela di dalam mangkuk sop Anda.

Jika Anda sudah menjatuhkan pilihan, pramusaji akan langsung menuangkan kuah sop yang masih panas mengepul. Mereka mengambil langsung dari sebuah panci besar di dekat meja.


Rasa Pas
Sop itu terhidang ditemani sepiring nasi putih yang masih mengepul panas. Cita rasa sop sangat segar. Ada gurih kaldu terasa pekat dan tak meninggalkan rasa eneg sedikit pun. Rasa asin pasti ada, meski juga tak terlalu "nekat" terasa. Itu disengaja agar para penyuka rasa manis tak terlalu tersiksa oleh taburan garam yang ada.

Untuk menyantap sop itu lebih enak tambahkan sedikit kecap dan perasan jeruk nipis. Jadi cita rasa daging yang ada, yang gurih dan mantap di lidah, bisa berbaur menjadi satu dengan rasa asam manis dari tambahan kecap dan jeruk. Rasa penuh dari daging dijamin langsung menguar pergi. Dan, Anda pun bisa melahap sop hingga tetes terakhir.

Jika Anda masih menginginkan lauk pendamping, Sop Pak Mario menyediakan kerupuk dan tempe goreng yang digoreng garing. Rasa asin dalam tempe bisa menjadi sumber kenikmatan lain, khusus bagi penyuka rasa asin gurih.

Resep dan racikan bumbu warung itu berasal dari Klaten, dari gerai pusat di sana. Dan gerai di Jalan Kyai Saleh adalah satu-satunya gerai Pak Mario di Kota Semarang. Karena menggunakan resep asli, kualitasnya pun tak pernah berubah dari waktu ke waktu. Rasa asin, rasa gurih, juga takaran bumbu lain terasa sama dari waktu ke waktu.

Dian Chandra mengatakan, sehari terbiasa menyetok antara 15 dan 20 ekor ayam. Rata-rata per ekor bisa menjadi delapan sampai 10 porsi sop. Daging ayam dia peroleh dari penyplai khusus dan diolah pada pagi hari serta langsung disajikan hari itu juga. "Jadi kami tak pernah menyimpan lama.Semua tersaji fresh sehingga rasa dagingnya pun masih gurih asli."


Pemesanan

Warung yang buka awal tahun ini makin ramai dikunjungi pelanggan hari demi hari. Itu terlihat dari stok ayam yang meningkat dari waktu ke waktu.

"Ramai pada di pagi hari, ketika banyak orang tua mengantar-jemput sekolah anak-anak. Sambil menunggui buah hati, banyak yang meluangkan waktu sarapan di sini," kata Dian.

Ketika waktu makan siang tiba, tempat makan berkapasitas sekitar 60 orang itu kembali dipadati pelanggan. Kebanyakan yang datang para karyawan kantor yang mengaku bosan mengonsumsi makanan bersantan. "Jadi sekali-sekali ingin menyantap sop berkuah jernih dan segar dengan daging ayam terasa benar rasa aslinya," ujar Nanda, karyawan sebuah bank swasta, yang siang itu bersemangat menyendok kuah sop dari mangkuk.

Melihat banyaknya peminat, Dian Chandra pun membuka jasa pemesanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. "Jadi kami juga menerima pemesanan untuk acara-acara kantor seperti gathering atau meeting."

Meski dia mengakui baru bisa melayani pemesanan sejauh masih di dalam Kota Semarang. Mungkin ke depan, ketika pelanggan di luar Semarang sudah merebak, dia baru meningkatkan pelayanan pemesanan.

Penulis :
Editor   :