
KENDAL, WAWASANCO - Bagi para penggemar kopi, Cafe Kopi Segerr Warass menjadi salah satu pilihan untuk menikmati kopi sehat. Selain kopi, aneka kuliner seafood pun dapat dinikmati di cafe yang terletak di Jalan Raya Sukorejo Parakan Km. 1,5 Desa Mlatiharjo Kecamatan Patean Kabupaten Kendal tersebut.
Tidak hanya itu, ditambah jaringan wifi gratis yang disediakan, cafe tersebut juga bisa menjadi tempat berkumpul bersama teman, saudara, kolega hingga keluarga.
Cafe Kopi Segerr Warass ini terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung, mulai pukul 09.00 pagi hingga malam hari. "Para penikmat kopi dijamin puas, dan untuk harga dijamin sangat terjangkau bagi semua kalangan," papar Manajer Cafe Kopi Segerr Warass, Eko Heri Widianto, saat ditemui, kemarin.
Cafe tersebut juga berfungsi untuk penjualan produk kopi dalam berbagai bentuk olahan yaitu biji kopi, souvenir dari biji kopi, minuman siap saji dalam berbagai bentuk minuman kopi kekinian.
"Keberadaan Cafe Kopi Segerr Warass ini, tidak terlepas dari peran Tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), sebagai pemrakarsa dan pelaksana Program Pengembangan Desa Mitra Desa Mlatiharjo Kabupaten Kendal, DRPM Dikti yang berperan sebagai penyandang dana dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal sebagai pemilik wilayah," lanjut Eko.
Sementara, Ketua Tim PPDM UPGRIS Ernawati Saptaningrum, S.Pd., M.Pd, memaparkan keberadaan Cafe Kopi Segerr Warass ini dikelola oleh kelompok mitra PPDM UPGRIS yang saling terkait diantarannya Kelompok Tani Mlati Makmur, para ibu PKK, dan Kelompok PKH (Program Keluarga Harapan).
"Termasuk dengan adanya Cafe Kopi Segerr Warass, juga akan mengedukasi warga desa Mlatiharjo, termasuk masyarakat lainnya, tentang pengelohaan biji kopi sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Harapannya, dengan nilai jual tinggi, dapat memberikan nilai tambah pada aspek ekonomi dan sosial bagi warga," terangnya.
Dipaparkan, kegiatan PPDM UPGRIS bertujuan untuk memberikan solusi permasalahan masyarakat Desa Mlatiharjo Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, berupa hasil kebun kopi rempah yang melimpah dengan aroma rempah yang khas dengan pendekatan holistik riset multi disiplin.
"Kita terapkan hasil riset unggulan UPGRIS, sesuai dengan urgensi masyarakat Desa Mlatiharjo, yakni memberdayakan biji kopi khas beraroma rempah menjadi bubuk kopi rempah dengan nilai jual yang tinggi. Selain itu juga memberikan penguatan potensi masyarakat Desa Mlatiharjo, melalui aplikasi hasil riset berupa pembuatan kopi rempah aneka aroma, dan membentuk desa binaan sebagai Desa Sentra Kopi Rempah Aneka Aroma sebagai salah satu model science-techno-park UPGRIS, " lanjut Ernawati.
Secara teknis kelompok tani Mlati Makmur, Kelompok Ibu-ibu PKH, dan Kelompok ibu-ibu PKK Desa Maltiharjo diberi pelatihan oleh tim PPDM UPGRIS sehingga mampu mengolah biji kopi secara modern menjadi bubuk kopi rempah dengan berbagai pilihan rasa dan aroma.
"Pembuatan bubuk kopi rempah dilakukan dengan mesin modern, dengan hasil yang maksimal tanpa menghilangkan aroma dan rasa kopi. Kelompok PKH dan kelompok ibu-ibu PKK, juga di berikan pelatihan pengemasan menggunakan aluminium foil agar aroma tetap terjaga, serta pendampingan," imbuhnya.
Mitra juga diberikan pelatihan, untuk mengembangkan inovasi kopi dalam berbagai bentuk produk kopi Segers Warass. Pelatihan juga meliputi pemasaran produk kopi tersebut melalui pada market place, serta melalui berbagai platform online market. Kelompok mitra juga dilatih tentang pengelolaan Cafe kopi.
"Kita juga harapkan agar Cafe Kopi Segerr Warass yang terbentuk ini, dapat menjadi lapangan pekerjaan baru bagi warga. Sekaligus menjadi tempat edukasi tentang kopi dan pengelolaannya bagi warga desa Mlatiharjo dan sekitarnya," tandasnya.
Sejauh ini, Desa Mlatiharjo termasuk terletak di wilayah dataran tinggi, sehingga banyak tanaman kopi yang ditanam di pekarangan rumah penduduk. Selain menanam kopi jenis robusta, arabika dan excelsa, kini penduduk mulai menanam kopi jenis liberica.
Tanaman kopi yang tumbuh di daerah semakin atas, aromanya mendekati seperti rempah-rempah dan sangat harum.
Hasil panen kopi selama ini, karena terdesak kebutuhan hidup, hanya di jual pada tengkulak, namun dengan harga rendah karena masih dalam kondisi basah.
"Kita harapkan dengan adanya pendampingan dari tim PPDM UPGRIS, persoalan yang dihadapi warga Desa Mlatiharjo, dalam pengelolaan hingga manajemen pemasaran kopi bisa terpecahkan, dan memiliki solusi. Sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan bagi warga Mlatiharjo," pungkas Ernawati.
Penulis : arr
Editor : edt