Kisah Sukses Rita Permana Sari, Sulap Lahan Kosong Jadi Agrowisata


SEMARANG, WAWASANCO – Usai mengikuti pelatihan Berkebun Hebat yang diinisiasi oleh Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, beberapa waktu yang lalu. Kini, satu persatu lulusannya mulai menekuni bidang hortikultura.

Salah satunya, Rita Permana Sari yang saat ini tengah merintis agrowisata Rajatani seluas lima hektare. Lahan kosong tidak terurus milik seorang pengusaha, yang kemudian diberikan amanah kepada Rita, untuk mengelola dan memanfaatkan lahan kosong tersebut menjadi lahan produktif.

“Saya awalnya ikut pelatihan Berkebun Hebat dengan Ibu Wakil Wali Kota. Alhamdulillah sekarang saya dipercaya untuk menangani lahan ini. Saya sudah tiga bulan mengembangkan pertanian di tengah kota,” papar Rita.

Disampaikan, lokasi agrowisata yang ia kembangkan berada di Grand Marina Semarang. Lokasi tersebut sangat dekat dengan pantai. Dia ingin menghilangkan pandangan, jika tanah pinggir laut tidak sebagus alam pegunungan.

“Di Berkebun Hebat, saya belajar teori. Di sini, saya praktik. Saya bersama anak saya bertekad, untuk jangan takut gagal,” jelasnya.

Ditambahkan, sejauh ini, dia telah memasarkan pertaniannya di Holycow dan Superindo. Ke depan, dia ingin mengembangkan pemasaran ke beberapa supermarket yang ada di Kota Semarang. Di sisi lain, pihaknya juga ingin mengembangkan ekonomi masyarakat melalui UMKM.

“Yang sudah kami jual hampir semua tanaman yang ada di sini. Ada banyak, okra, selada, kangkung,” sebutnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengapresiasi upaya pengembangan agrowisata Rajatani tersebut. Sebab, tidak hanya menanam dan memasarkan hasilnya, melainkan juga mengolah hasil pertanian menjadi berbagai makanan.

“Ini yang dinamakan dari hulu ke hilir tersampaikan. Bisa memberdayakan masyarakat di sekitar untuk membuat olahan,” ujar Ita, sapaan akrabnya, saat dihubungi, Senin (1/3/2021).

Ita berharap, Agrowisata Rajatani dapat mengembangkan berbagai jenis tanaman, baik yang dikembangkan melalui hidroponik, tanam langsung di media tanah, maupun di tabulapot. Terlebih, bisa menjadikannya sebagai tempat penjualan tanaman tabulapot.

“Saya siap mendampingi, kalau perlu konsultasi terkait pertanian dan pengembangan Rajatani ke depan bisa langsung komunikasi,” ujar Ita.

Disampaikan, saat ini, program Berkebun Hebat pun masih berjalan. Namun, pelatihan tidak dilakukan di rumahnya lagi, melainkan langsung di lapangan sembari meninjau urban farming yang dikembangkan oleh para peserta.

Melalui program Berkebun Hebat, lanjut Ita, peserta bisa mulai mempraktikan ilmu yang didapatkan dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar lingkungannya. Ia berharap melalui Berkebun Hebat, masyarakat bisa lebih produktif dan meningkatkan ekonomi keluarga lewat urban farming.

“Saya harap ini bisa menjadi eduwisata Kota Semarang. Semoga hal seperti ini bisa ditularkan ke masyarakat lain, karena Kota Semarang memiliki lahan produktif yang sangat luas. Minimal ada pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya.

Penulis : rls
Editor   : edt